Selasa, 11 September 2012

penolakan pembangunan gedung MUI di dekat Masjid


TULUNGAGUNG - Pembangunan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung mendapat kecaman dan tekanan dari warga masyarakat sekitar Masjid Agung Al Munawar Kota Tulungagung. Sebab keberadaan MUI dengan aktivitas politiknya dikhawatirkan akan mengacaukan kesucian tempat ibadah yang berada di dekatnya.

Pembangunan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung “Saya sangat tidak setuju. Sebab setahu saya MUI sendiri tidak lepas dari kegiatan politik,” ujar juru bicara
masyaraat Mohammad Imam yang juga mantan anggota Takmir Masjid Al Munawar kepada wartawan, Kamis (6/9/2012).

Di sebelah Barat dengan jarak tidak terpaut jauh dari Masjid, berdiri perpustakaan Islam. Menjadi satu dengan bangunan yang tersimpan beragam koleksi pustaka itu terdapat sebuah kamar mandi dan area parkir.

Lokasi tersebut dihancurkan. Rencananya, diatasnya akan dibangun gedung MUI Kabupaten Tulungagung. Untuk proyek ini, Pemkab Tulungagung mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta. Menurut Imam, lokasi tersebut berasal dari wakaf seorang warga yang sudah tidak diketahui namanya.

Sesuai amanat wakaf, diatas tanah tersebut hanya boleh berdiri rumah ibadah (masjid). “Dulu juga sempat ada rencana dibangun KUA dan TPA. Namun langsung ditolak, karena tidak sesuai wasiat wakaf yang berlangsung kurang lebih 18 tahun lalu,” teragnya.

Sesuai dengan namanya, MUI merupakan tempat berdatangnya orang dari beragam aliran dan keyakinan. Jika lokasi Pembangunan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung bersebelahan dekat dengan masjid, kata Imam, tentunya akan menimbulkan gangguan bagi umat yang sedang menjalankan ibadah.

”Lagipula MUI bukanlah bagian dari Masjid. Saya pikir kantor MUI lebih baik didekat pendopo Kabupaten seperti yang ada sekarang ini, “tegasnya.

Sekertaris MUI yang juga sekaligus Ketua Takmir Masjid Al Munawar Abu Sofyan mengaku terkejut mengetahui adanya penolakan pembangunan gedung MUI di dekat Masjid. Dia membenarkan pembangunan tengah dilaksanakan. Dan semua itu merupakan keputusan seluruh takmir yag diam
ini Departemen Agama serta Bupati Tulungagung.

“Saya pikir tidak ada alasan tidak boleh. Kalau mendirikan lokalisasi di dekat masjid itu baru tidak boleh. Kalau kantor MUI kenapa harus ditolak?,” ujarnya menegaskan pembangunan akan berjalan terus.

Setinggi itukah ego pejabat dalam Pembangunan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung walaupun telah di kecam dan di tolak warga sekitar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar